Cara Belajar Online Yang Efektif

Pandemi Covid 19 menjadi salah satu pemicu akselerasi belajar online. Ini berlaku di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia. Mengacu pada Survei McKinsey & Company per September 2020, online learning untuk usia penduduk > 18 tahun dan anak sekolah meningkat pesat (new user growth > 90%) semenjak awal pandemi. Pada survei yang sama, sekitar 50% responden menyatakan akan tetap belajar online ketika pandemi telah usai. Namun, apakah kita sudah menerapkan cara belajar online yang efektif ?

Cara Belajar Online Yang Efektif
McKinsey: Survey: Indonesian consumer sentiment during the coronavirus crisis (sumber: link)

Meskipun pengguna online learning meningkat, namun ternyata tidak selalu hasil dari belajar online berkorelasi positif terhadap jumlah pengguna baru. Beberapa survei menunjukan bahwa sekitar 30-40% responden menyatakan bahwa belajar online tidak efektif.

Artikel ini membahas mengenai cara belajar online yang efektif berdasarkan dari beberapa literatur seperti hasil riset & survei, buku, kelas online; dan juga pengalaman penulis sendiri. Artikel ini lebih menitikberatkan pada cara belajar online yang efektif untuk orang dewasa. Cara belajar ini berjalan dengan baik pada penulis. Ada kemungkinan cara ini tidak sepenuhnya berjalan dengan baik untuk orang lain mengingat proses belajar yang ideal itu sangat personalized dan kembali kepada preferensi pembelajar masing-masing.

Artikel ini mencoba memberikan langkah-langkah fundamental umum dalam membangun kebiasaan (habit) agar proses belajar lebih efektif. Sungguh disayangkan jika fasilitas dan akses belajar online untuk publik semakin besar namun tidak menghasilkan proses penyerapan materi yang efektif.

Sebelum Memulai Belajar

Sebelum kita memulai belajar baik itu online maupun offline, kita perlu membekali diri kita dengan beberapa mindset (pola pikir) dan pola sikap/kerja. Jika kita sudah memiliki pola pikir + kerja tersebut, maka akan mudah untuk kita menghadapi kegiatan belajar online. Namun jika kita belum memilikinya, maka kita harus mampu menyesuaikan diri kita dengan pola tersebut sebelum memulai belajar. Memulai langsung belajar tanpa dibekali dengan pola pikir + kerja ini dapat berdampak pada inefisiensi belajar online.

Sebenarnya pola pikir + kerja ini tidak hanya berlaku untuk kegiatan belajar saja, tetapi dapat diterapkan untuk semua kegiatan. Pola pikir + kerja tersebut antara lain:

1. Memiliki Growth Mindset / Pola Pikir Bertumbuh

Melalui bukunya berjudul ‘Mindset: The New Psychology of Success’, Dr. Carol Dweck mempopulerkan teori fixed and growth mindset. Secara singkat, terminologi growth mindset merujuk pada keyakinan dan sikap yang terbuka terhadap pembelajaran, pengembangan, dan intelegensi. Orang yang memiliki growth mindset ini percaya bahwa mereka bisa bertumbuh: menjadi lebih pintar, menjadi lebih produktif, dan menjadi lebih bertalenta. Sebaliknya, fixed mindset meyakini bahwa kemampuan mereka tidak dapat bertumbuh.

Cara Belajar Online Yang Efektif
Gambar Fixed vs Growth Mindset (sumber: link)

Memiliki pola pikir bertumbuh (growth mindset) ini sangat krusial ketika kita ingin memulai sebuah proses pembelajaran. Dengan memiliki pola pikir ini, kita mau membuka diri terhadap pengembangan diri, kita meyakini diri bahwa otak kita masih dapat berkembang, dan kita berani untuk mencoba hal yang baru. Ini menjadi bahan bakar dalam proses pembelajaran, terutama untuk materi yang kita anggap kita sudah kuasai dengan baik. Kita menjadi mau melakukan proses unlearn dan relearn yang tentunya tidak mudah.

Tanpa pola pikir bertumbuh, kita akan mudah sekali tersandung pada pernyataan-pernyataan seperti ‘aduh, otak saya sudah mentok’, ‘aduh kayaknya saya tidak bisa deh‘, dan perkataan fixed mindset lainnya. Jika sudah begitu, proses belajar akan menjadi tidak efektif. Untuk membangun growth mindset, ada banyak sekali artikel di internet yang membahas caranya. Silakan mencari.

2. Memiliki Motivasi

Edward Deci and Richard Ryan mengembangkan teori motivasi (theory of motivation) dan membuat terminologi extrinsic motivation (motivasi ekstrinsik) dan intrinsic motivation (motivasi intrinsik). Secara singkat, motivasi ekstrinsik terjadi ketika kita termotivasi untuk melakukan sesuatu karena faktor di luar diri seperti keinginan mendapatkan hadiah atau menghindari hukuman. Sebaliknya, motivasi intrinsik terjadi ketika kita termotivasi untuk melakukan sesuatu karena faktor di dalam diri sendiri misalnya karena alasan kepuasan pribadi, perasaan diri, dan sejenisnya.

Agar kita terpacu dalam belajar, memiliki motivasi menjadi penting. Tanpa motivasi, kita tidak akan menyelesaikan apa yang kita mulai. Belajar dapat terdorong melalui motivasi ekstrinsik (perintah dari kantor, persyaratan untuk naik jabatan, kebutuhan ilmu atas tugas baru) atau motivasi intrinsik (keinginan untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, menikmati sebuah keterampilan baru). Motivasi ekstrinsik akan berjalan selama kita terikat pada konsekuensi eksternal yang ada. Ketika konsekuensi tersebut menghilang, ada kemungkinan semangat untuk belajar juga ikut menghilang. Karena itu, ada baiknya jika kita memiliki semangat belajar karena motivasi intrinsik: Kita belajar karena keinginan pribadi, untuk kepuasaan pribadi, dan tidak terikat dengan faktor eksternal. Dengan begitu, idealnya semangat belajar akan terus ada dan ini berperan penting bagi kita dalam menyelesaikan sebuah proses penyerapan materi.

Motivasi Ekstrinsik vs Instrinsik (sumber: link)

3. Memiliki Tujuan & Goal Management

Kombinasi memiliki pola pikir yang benar dan motivasi yang kuat akan menjadi pondasi sangat kuat dalam belajar. Kita terbuka mau belajar dan kita terus terstimulasi belajar dengan sendirinya. Namun jika tidak diiringi dengan tujuan kenapa kita mau belajar sebuah topik dan goal management, kita akan mudah tersesat atau bahkan berganti bahan pembelajaran ketika pembelajaran sebelumnya belum selesai.

Sebagai anologi, memiliki growth mindset dan motivasi intrinsik itu ibarat memiliki bahan bakar dan kendaraan berkualitas tinggi: Siap untuk berjalan! Namun, tanpa tujuan & goal management, itu seperti kendaraan siap berjalan, tetapi tidak tahu mau kemana, tidak tahu kapan harus sampai, dan tidak tahu cara ke sana.

Memiliki tujuan dalam belajar akan membuat kita tahu mau belajar apa (sedalam apa), kapan harus menuntaskan pembelajaran tersebut, dan metode apa yang diambil dalam belajar. Tujuan & goal management yang ideal itu memiliki prinsip SMART yakni Specific, Measurable, Achievable/attainable, Realistic, dan Timebound. Tujuan kita harus spesifik, (keberhasilannya) dapat diukur, bisa diraih, realistis, dan ada tenggat waktunya. Sebagai contoh:

  • Specific: Saya ingin memahami dasar-dasar instagram marketing
  • Measurable: Memiliki pengetahuan bagaimana cara membuat akun bisnis IG dan cara membuat iklan di IG
  • Achievable & Realistic: Belajar instagram marketing dapat diselesaikan dan bukan hal yang rumit
  • Timebound: Saya harus menguasai keterampilan tersebut dalam jangka waktu 3 minggu ke depan

Penentuan Tujuan mengikuti prinsip SMART yakni Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Timebound.

Memiliki 1) pola pikir bertumbuh, 2) motivasi yang tepat, dan 3) tujuan sangat penting sebagai pondasi untuk memulai belajar, bahkan untuk memulai aktivitas apapun bukan hanya belajar. Tanpa 3 fondasi ini ibarat kita membangun rumah tanpa fondasi yang kuat.


Pilar Belajar Yang Efektif

Setelah kita memiliki fondasi untuk memulai belajar, berikutnya kita perlu memiliki pilar keyakinan dan sikap agar proses belajar dapat efektif. Pilar-pilar tersebut adalah:

1. Bahagia itu Penting

Dalam belajar (atau kegiatan apapun), memiliki sikap bahagia atau senang atas apa yang kita lakukan itu penting. Belajar dalam kondisi negatif tidak akan memberikan hasil yang maksimal. Mengerjakan sesuatu dengan bahagia akan membuat kita bisa tetap fokus pada tujuan dan tidak mudah mundur ketika menghadapi kendala.

2. Kontrol Emosi

Mengontrol emosi ini merujuk pada emosi kita ketika menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan. Ketika kita melakukan sesuatu yang baru termasuk mempelajari sebuah keterampilan baru, kegiatan ini akan mengaktivasi bagian otak yang lekat dengan pain. Otak kita kemudian akan menstimulasi negativitas dan kita secara umum tidak ingin melakukan sesuatu yang tidak bisa kita nikmati.

Ketika kita tidak ingin melakukan sesuatu yang negatif, secara tidak sadar kita seringkali mencari positivitas unuk menetralkan otak kita seperti membuka media sosial, menonton hiburan di YouTube, dan sebagainya. Hal ini yang kemudian melahirkan yang namanya proses menunda-nunda atau procrastination. Alih-alih belajar sekarang (dimana terasosiasi dengan hal yang tidak enak), kita memilih untuk main medsos terlebih dahulu (dimana terasosiasi dengan hal positif). Sikap menunda-nunda yang terlahir dari emosi ini membuat proses belajar tidak efektif.

Menurut penelitian dari Tim Pychyl (Carleton University in Canada) dan Fuschia Sirois (the University of Sheffield UK), procrastination ini lebih merupakan isu pada mengontrol emosi dibandingkan dengan time management. Sebuah studi dari Case Western Reserve University di Ohio membagi 2 kelompok untuk mengerjakan puzzling. Kelompok A, sebelum mengerjakan tugas puzzle, dibacakan cerita yang sedih. Sementara itu, kelompok B langsung dimintakan mengerjakan tugas puzzle. Apa yang kemudian terjadi pada kelompok A adalah mereka menunda-nunda pekerjaan utama mereka (puzzling) setelah mendengar cerita sedih dengan mengerjakan hal yang dapat memberikan energi positivitas terlebih dahulu sebelum mereka akhirnya mengerjakan puzzling. Mengontrol emosi menjadi krusial dalam mencegah procrastination.

Cara Belajar Online Yang Efektif
Pangkal Procrastination (sumber: link)

3. Trunk-based Knowledge

Trunk-based knowledge jika ditranslasi ke dalam bahasa Indonesia menjadi pengetahuan berbasis batang utama. Ide dari Trunk-based knowledge adalah kita mempelajari sebuah ilmu atau keterampilan dari akar sampai batang utamanya (dasar-dasar dan prinsip), kemudian setelah batang utamanya kuat, baru kemudian kita mempelajari turunan dari ilmu atau keterampilan tersebut (analoginya adalah cabang-cabang dari batang utama). Dengan memahami dasar-dasar dan prinsip utama, kita dapat dengan mudah menghubungkan konsep-konsep yang ada di atasnya.

Kita bisa mengambil contoh ingin belajar gitar. Sebelum kita belajar gitar, ada baiknya kita memahami dasar-dasar dan prinsip musik seperti teori musik, tangga nada, birama, garis paranada, dan sebagainya. Ketika kita telah memahami prinsip-prinsip utamanya, kita bisa belajar menggunakan alat musik, tidak hanya pada gitar, dengan lebih cepat karena kita telah mengetahui prinsip utama bermusik.

4. Memilih Teknik Belajar yang Efektif

Setelah kita memiliki mindset dan attitude tools yang tepat dan bisa bahagia, mengontrol emosi, serta mau menguasai trunk-based knowledge, langkah penting berikutnya memiliki teknik belajar yang efektif. Teknik belajar ini bisa untuk belajar online ataupun offline. Ada banyak teknik belajar yang bisa kita gunakan untuk menguasai sebuah materi. Berikut adalah beberapa teknik yang umum dibicarakan / populer dan digunakan juga oleh penulis:

A. Spaced Repetition

adalah teknik belajar yang memberikan waktu untuk belajar dan waktu untuk jeda, sebelum memulai proses belajar berikutnya. Dengan memberikan jeda dan mengulang kembali (atau menambah) pembelajaran, forgetting curve dapat dipotong dan dilandaikan ke depannya.

Sebagai ilustrasi, hari Senin tanggal 1, kita belajar mengenai marketing. Pada hari Rabu, kita mungkin hanya mampu mengingat (retention) 60% dari pelajaran tersebut. Karena itu, di Kamis, kita kembali mempelajari hal yang sama dan/atau menambah pembelajaran baju. Setelah belajar di hari Kamis, daya ingat kita kembali ke 100%. Jika sebelumnya hanya butuh 2 hari (dari Senin ke Rabu) untuk mengalami penuruan daya ingat dari 100% ke 60%, setelah memberi jeda dan belajar kembali, maka butuh waktu lebih lama, misalnya 5 hari (dari Kamis ke Selasa berikutnya) untuk retention turun dari 100% ke 60%. Di hari Rabu berikutnya, kita belajar kembali. Setelah itu, butuh waktu lebih lama lagi untuk turun dari 100% ke 60% (mungkin butuh 10 hari). Dengan semakin sering kita memberi jeda dan mengulang pembelajaran, kita melandaikan kurva lupa dan kita menguatkan otak untuk long-term retention.

Singkat kata, teknik ini mengajak kita untuk tidak langsung belajar dengan sistem kebut semalam. Teknik ini mengajak kita untuk belajar dengan pemberian jeda waktu dalam periode waktu tertentu agar terbentuk long-term memory yang lebih baik.

Cara Belajar Online Yang Efektif
Scaled Repetition (sumber gambar: link)

B. Feynman Technique:

adalah teknik belajar dengan cara menerangkan kembali apa yang sudah kita pelajari kepada orang awam. Ada yang mengatakan bahwa kita perlu menerangkan kepada anak kecil karena anak kecil lebih ingin tahu dan mereka relatif awam terhadap topik orang dewasa. Namun tidak harus jika kita tidak dapat menemui anak kecil yang dapat diajak berbicara. Bisa saja kita berbicara dengan orang dewasa yang awam pada topik yang kita pelajari.

Prosesnya sederhana. Katakan kita mempelajari mengenai cryptocurrency. Setelah kita merasa memahami, silakan mencari orang awam (yang ingin tahu pastinya) dan menerangkan mengenai cryptocurrency dengan bahasa yang sederhana. Selama kita menerangkan, mungkin ada hal yang kita lupa atau mungkin ada pertanyaan yang tidak bisa kita jawab. Itulah yang disebut dengan gap dan gap itu yang kemudian kita catat untuk kembali kita pelajari. Setelah kita pelajari kembali, maka lakukan kembali langkah untuk menerangkan ke orang awam dengan bahasa sederhana dan catat kembali gap yang ada dan pelajari kembali. Prosesnya terus berulang sampai kita menguasai 100% topik yang ingin kita kuasai.

C. Deliberate Practice

adalah teknik belajar yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan terus-menerus dengan cara yang tepat (jelas, spesifik, dan fokus). Deliberate practice dimulai dengan fokus pada area yang ingin kita kembangkan (kita mengetahui kekurangan atau kelemahan kita dimana), diikuti dengan persiapan latihan yang menantang dengan mengundang mentor. Setelah itu, kita melakukan latihan pada area kelemahan kita dengan intensi tinggi, fokus, dan berulang di bawah pengawasan mentor. Mentor dapat memberikan umpan balik (feedback) yang konstruktif dan kita bisa langsung mengetahui kekurangan kita pada latihan dan dapat terus memperbaikinya. Setelahnya, fokus pada perbaikan dan lakukan latihan secara terus menerus. Deliberate practice makes perfect!

Cara Belajar Online Yang Efektif
Deliberate Practice (sumber gambar: link)

Selain 3 teknik di atas, ada banyak lagi teknik yang bisa dipakai seperti deep work, incorporate interleaving, dan sebagainya . Proses belajar yang ideal itu sangat personalized. Teknik X yang cocok untuk si A, mungkin belum tentu cocok untuk si B. Bisa saja kita menggabungkan 2 teknik atau lebih agar cocok dengan kita. Bahkan bisa saja, ternyata kita tidak cocok belajar dengan teknik-teknik yang sudah ada dan kita harus mengembangkan dengan gaya kita sendiri. Oleh karena itu, kita harus mencoba menerapkan dan kemudian melihat teknik mana yang paling efektif untuk kita.


Cara Belajar Online Yang Efektif + Tips Memulai Belajar Online

Ketika kita sudah siap belajar, baru kemudian kita berbicara spesifik cara belajar online yang efektif karena pada dasarnya proses belajarnya sama, hanya saja media atau proses pengajaran berbeda dari pada umumnya (dari offline ke online).

Berikut adalah tips memulai belajar online terutama bagi yang baru mau mulai belajar online atau bagi yang ingin memperbaiki proses belajar online-nya agar lebih efektif. Cara belajar online yang efektif ini mungkin lebih berlaku untuk metode belajar online yang asycnhronous seperti belajar di Udemy. Ingat, sebelum menjalankan tips di bawah, kita harus sudah memiliki mindset dan attitude tools yang tepat dan bisa bahagia, mengontrol emosi, menguasai trunk-based knowledge, dan tahu metode belajar yang tepat untuk kita!

1. Pahami Metode Belajar Online (sycnhronous atau asycnhronous)

Penting untuk kita mengetahui dan menerima kelebihan serta kekurangan dari metode belajar online sycnhronous dan asycnhronous. Dengan mengetahui kekurangan metode belajar online, kita bisa mempersiapkan diri beradaptasi dan menerima konsekuensinya.

2. Siapkan tempat atau lingkungan yang kondusif

Penting untuk menyiapkan tempat atau lingkungan belajar yang kondusif terutama untuk yang baru pertama kali belajar online. Jangan pernah memulai belajar online di tempat yang terasosiasi dengan kegiatan santai seperti di atas kasur, di kursi goyang atau kursi malas, atau bahkan di kamar mandi. Siapkan satu tempat secara fisik (idealnya ada meja dan kursi) yang didedikasikan untuk belajar. Jika sedang di kantor, mungkin bisa belajar online di ruang rapat, di office pod, atau tempat yang didedikasikan untuk belajar di kantor. Tak lupa, informasikan kepada orang rumah atau kolega kantor bahwa kita akan belajar dan meminta untuk tidak membuat keributan atau gangguan yang dapat mendisrupsi fokus belajar kita. Penting juga kita membuat setting lingkungan yang sesuai dengan preferensi kita. Jika kita nyaman belajar dengan keadaan hening, kita harus mencari atau membuat lingkungan belajar yang sepi. Jika kita nyaman belajar di keramaian atau dengan musik, kita bisa menggunakan earphone untuk mendengar lagu.

Ketika proses belajar online sudah menjadi kebiasaan (habit), kita bisa lebih leluasa untuk menyesuaikan dengan tempat dan kondisi sekitar. Jika sudah menjadi kebiasaan, belajar di atas kasur pun mungkin tidak menjadi masalah meski tetap lebih baik jika kita mendedikasikan tempat khusus untuk belajar.

3. Siapkan waktu khusus untuk belajar (terutama untuk asycnhronous online learning)

Jika kita memilih belajar online secara asycnhronous, penting bagi kita untuk belajar dengan preferensi waktu yang terbaik untuk kita belajar. Untuk orang-orang yang bisa lebih fokus di malam hari, kita bisa mengalokasikan waktu untuk belajar di malam hari sebelum kita terlelap. Jika kita orang yang bisa fokus di pagi hari, kita bisa mengalokasikan waktu untuk belajar di pagi hari. Melalui belajar online secara asycnhronous, kita dapat menyesuaikan waktu belajar yang terbaik untuk kita.

4. Lengkapi dengan peralatan yang mendukung

Memiliki peralatan pendukung belajar online penting untuk mendukung cara belajar online yang efektif. Bayangkan ketika kita sedang belajar online, tiba-tiba internet rumah mati dan kita tidak punya pulsa untuk tethering. Peralatan yang perlu disiapkan dengan matang ketika memulai belajar online antara lain:

  • Kursi dan meja yang ergonomis
  • Layar monitor yang cocok untuk kita (jika perlu belajar dari 2 layar, silakan persiapkan 2 layar)
  • Perangkat yang mendukung misalnya melalui laptop, PC, tablet, atau bahkan smartphone dengan daya baterai terisi
  • Speaker, earset, atau headphone sesuai preferensi kita
  • Alat mencatat / note baik digital atau manual (jika diperlukan)
  • Jaringan internet dengan kecepatan konsisten yang diperlukan untuk belajar online (jika belajar online secara asycnhronous, kita bisa men-download materi terlebih dahulu untuk ditonton secara offline nantinya / ketika tidak tersambung ke akses internet)
  • Peralatan lain seperti lampu untuk menerangi layar, mouse, tempat minuman, kacamata anti radiasi (jika diperlukan), dan segala hal yang diperlukan agar proses belajar kita nyaman dan efektif.

Tidak harus langsung memiliki semua peralatan di atas. Kita sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Investasikan alat pendukung belajar online secara bertahap.

5. Mulai dengan yang hal kecil dan topik santai

Ketika kita memulai belajar online untuk pertama kali, mulailah dengan hal yang kecil, misalnya menyisihkan waktu belajar online 10 menit saja per hari; atau bisa juga kita mulai dari topik santai yang kita sukai. Jika kita suka anime, bisa kita saja memulai dengan belajar online cara menggambar anime. Dengan memulai dari topik yang kita sukai, proses belajar akan lebih efektif. Ketika kita sudah nyaman untuk belajar online, baru kemudian kita bisa memulai dengan topik-topik yang berat atau dengan durasi lebih lama per hari.


Sebagai penutup, jika kita menggunakan analogi berkendaraan pada proses belajar, maka:

  • Mindset & attitude tools (Growth Mindset, Motivasi, dan Tujuan) ini bisa dianalogikan kita memiliki kendaraan yang tepat, bahan bakar yang pas, dan sudah tahu kemana kita akan menuju serta merencanakan kapan harus tiba.
  • Pilar Belajar Efektif (Bahagia, Kontrol emosi, Trunk-based knowledge, dan Menguasai Teknik Belajar) ini bisa dianalogikan kita tahu cara menyetir yang baik (kapan menginjak rem dan gas), kita tahu cara untuk tetap fokus pada tujuan dan terus merasa senang ketika berkendaraan, dan kita tahu teknik terbaik untuk mencapai tujuan (menggunakan Google Maps atau Waze, melihat CCTV di jalan, dan sebagainya)
  • Cara Belajar Online Efektif (Tempat, Waktu, Peralatan) ini bisa dianalogikan kita ternyata mengendarai kendaraan listrik. Sekilas sama-sama kendaraan (analoginya sama-sama belajar), namun ada perbedaan perlakuan antara kendaraan berbahan bakar listrik dengan berbahan bakar minyak (analoginya ada perbedaan antara belajar online & offline). Kita harus menyesuaikan diri dengan kendaraan listrik (analoginya kita harus menyesuaikan diri dengan belajar online)

Merujuk pada gambar di bawah sebagai ringkasan dari artikel ini, selalulah mulai dari dalam. Kuasai hal pada lingkaran terdalam dahulu, baru kemudian ke lingkaran di luarnya, baru setelah itu lingkaran terluar. Dengan urutan seperti itu, proses belajar online kita akan runut dan bisa lebih efektif. Selamat belajar!